Selasa, 24 Januari 2012

Uji Kompetensi SMK 2012-Soal Praktik dan Pedoman Penilaian

Selengkapnya... »»  

Sabtu, 14 Januari 2012

Seputar Pengertian Film


1.       Pengertian film Indie
Film independen tanpa dibawah naungan badan usaha resmi (PT atau CV) dan pendanaan berasal dari perseorangan atau sekelompok orang. Film indie tidak ditentukan berdasarkan  durasi atau lama waktu putar karena  ada banyak jenis film indie dengan jenis feature (durasi panjang).
2.       Pengertian Film Pendek
Film dengan durasi pendek antara 1 menit – 30 menit,  menurut standar festival internasional
- Jenis-jenis film pendek :
a. Film pendek  eksperimental
Film pendek yang digunakan sebagai bahan eksperimen atau ujicoba, di Indonesia jenis film ini sering dikategorikan sebagai film indie.
b.Film pendek kommersial
Film pendek yang diproduksi  untuk tujuan komersil atau memperoleh keuntungan contoh : iklan, profil perusahaan (company profile)
c. Film pendek Layanan masyarakat (public service)
Film pendek yang bertujuan untuk layanan masyarakat , Biasanya ditayangkan di media massa (televisi).
Contoh: untuk penyuluhan bahaya narkoba, disiplin lalu lintas dan sebagainya.
d.Film pendek Entertainment / hiburan
Film pendek yang bertujuan komersil untuk hiburan. Film ini banyak kita jumpai di Televisi dengan berbagai ragamnya.
contoh : Mr.Bean, kartun dsb.
Simpulannya  adalah film indie belum tentu film (berdurasi) pendek, sedangkan film pendek bisa saja disebut  film indie jika memeneuhi kriteria-kriterianya (film indie). Mohon maaf jika masih ada kekurangan dan pembaca saya persilakan untuk mengoreksi maupunmenambahkan.
Selengkapnya... »»  

Editing Video Dengan Adobe Premiere Cs3

Sebenarnya banyak sekali software video editing yang ada seperti; Magix Movie Edit, Sony Vegas, Pinnacle, Final Cut, Corel Vodeo Studio dll, tapi karena sejak pertama kali belajar saya pakai Premiere..sampai hari ini saya lebih familiar dengan Premiere :) kalau dulu pakainya Premiere 6.0 sekarang naik dikit jadi Premiere Pro CS3 .Pada dasarnya versi 6.0 atau Pro CS3 hampir sama, cuma memang untuk yang CS3 ada lah tambahan kecanggihannya jadi bikin hasil editing kita makin bagus.
Sekarang kita masuk ke informasi dasar yang harus kita ketahui dalam mengedit video :)
Capture video adalah proses mengambil film hasil rekaman yang ada dalam handycam. Caranya dengan menyambungkan kabel firewire di handycam ke PC kita. Bentuk kabelnya seperti gambar dibawah ini. Warnanya transparan


Edit video adalah proses pengolahan film asli dari handycam atau kamera untuk membuat hasil akhir lebih baik dan layak untuk ditonton.
Dalam mengedit kita dapat melakukan:
* Pemotongan scene yang tidak penting
* Memberi back sound lagu, sound effect, mengganti suara asli atau narasi
* Menulis teks, judul atau komentar
* Mengubah warna nuansa film asli
* Memberi visual effect sederhana
* Menambah transisi antar scene
* Kombinasikan film dengan image/foto
* Burning to DVD

Asikk kan...kalau ga sempat merekam di handycam, kita juga bisa membuat film dari hasil foto-foto yang ada, apalagi hasil jepretan dengan kamera digital kan banyak banget...kalau males di print, mendingan kita bikin aja film...hasilnya seru juga koq...soalnya saya juga sering membuat film dari koleksi foto :)

Nahh sekarang kita mulai kenalan dengan interface dan tool yang ada di Premiere Pro CS3 ya....


Seperti inilah, tampilan awal kalau kita baru buka Premiere CS3, kita bisa klik 'New Project' kalau baru buat film, dan klik 'Open Project' kalau sebelumnya sudah pernah menyimpan project film.


Kotak dialog ini akan muncul kalau kita mengklik open project, selanjutnya tinggal pilih 'DV-PAL' > Standard 32Khz, cari lokasi penyimpanan project dengan mengklik 'Browse' jangan lupa ketik judul project kita, lalu tekan 'OK'


Ini dia, tampilan workspace kita di premiere pro cs3, disinilah kita nanti akan mengedit film kita :)


Diatas ini, tool bar yang akan membantu kita memotong, memanjangkan, memindahkan dan banyak lagi


Yang ini, namanya Timeline tempat kita mengedit dan mengolah file-file film, gambar, dan audio


Di dalam kotak Project ini, kita menyimpan file-file yang kita gunakan dan edit


Monitor ini, tempat kita melihat proses pengeditan yang sedang kita olah


Kotak dialog ini, tempat kita mengutak-atik visual efek, audio mixer dan disini juga file asli akan muncul


Kalau mau memberi efek-efek visual, transisi video dan audio...cek aja di kotak ini :)
Selengkapnya... »»  

Tips membuat iklan video

Beberapa tips untuk membuat iklan video dari Mashable. Tips-tips ini sebenarnya juga bisa diterapkan untuk segala jenis komunikasi massa.

  1. Tentukan sasaran; dan lihat kembali apakah iklan tersebut mencapai sasaran yang diinginkan.
  2. Lebih sedikit lebih baik; karena dua alasan yaitu (1) pembaca tidak ingin melihat terlalu banyak teks di layar komputer dan (2) lingkungan daring telah memiliki banyak tampilan sehingga suatu hal yang merupakan kebalikannya akan lebih jelas terlihat.
  3. Langsung ke sasaran; karena menurut riset hanya 8 detik yang diluangkan orang untuk membaca sesuatu dari suatu situs, dalam tempo singkat tersebut pesan harus tersampaikan lengkap.
  4. Taktik untuk teks; gunakan maksimum 2 ukuran huruf dan 2 jenis huruf.
  5. Visualisasi; harus menarik perhatian dan menyampaikan pesan yang relevan.
  6. Kenali pembaca; tentukan target pasar dan berikan pilihan aksi lanjutan di akhir presentasi seperti "klik di sini untuk info lebih lanjut" atau "mampirlah di toko daring kami".
  7. Jangkau pembaca; tentukan saluran penempatan iklan; apakah melalui layanan satu atap pembuatan dan penempatan, atau melalui jaringan penyedia penempatan iklan.
  8. Uji dan uji ulang; bereksperimenlah dengan kombinasi kreatif untuk mengetahui mana yang paling efektif.
Selengkapnya... »»  

Jumat, 13 Januari 2012

Langkah-Langkah Membuat Film

perabotan-shooting-film
Sebentar lagi murid2 gue bakal belajar menggunakan kamera video. Telat sih karena kameranya baru aja beli. Tapi tidak mengapa, daripada todak sama sekali. Kompetensi yang akan diajarkan adalah Menggunakan Alat Teknik Produksi yang mana menggunakan alat praktek berupa kamera digital dan kamera video. Kelak nantinya mereka mampu membuat konten multimedia yang terdiri dari gambar bergerak (motion graphics), animasi bahkan film.
Berikut ini adalah persiapan untuk membuat konten multimedia berupa film :
  • Planning
  • Scripting
  • Taking
  • Editing
  • Launching
Sumber tulisan di atas saya dapat dari beberapa sumber dari internet.
Selengkapnya... »»  

Cara Pengambilan Gambar Dengan Kamera Handycam


1318
  Kamera merupakan salah satu alat penting alam suatu pembuatan film. Fungsi kamera yaitu mengambil atau merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kameramen dan dioperasikan sesuai dengan arahan sutradara. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll.
  1. Cara memegang Kamera Video.

    Peganglah kamera dengan mantap. Gunakan satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah. dapat digerakkan ke berbagai posisi, tergantung dari sudut pengambilan yang diinginkan - pada banyak kondisi gunakan selalu tripod untuk menjaga gambar tetap stabil.
  2. Zoom.

    Hindarkan penggunaan tehnik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod. Ini adalah cara dasar untuk menghindari terjadinya guncangan pada gambar yang dapat berakibat tidak bergunanya gambar yang terekam.
  3. Suara.

    Perlu diperhatikan mengenai suara. Bila kita tidak menggunakan earphone, kamera tetap merekam suara-suara latar yang tidak diperlukan, maka jangan mengeluarkan suara yang tak perlu atau berbicara ketika sedang merekam.
  4. Peraturan 10 detik.

    Peraturan penting dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lama dan hindarkan pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu. Selalu rekam satu adegan sekurangnya dalam 10 detik. Ini akan memudahkan editor film untuk mengambil potongan-potongan gambar yang diperlukan. Ingat untuk tetap menghitung sampai 10 detik, meskipun pada kondisi yang sulit, 10 detik ini terasa lama. Rekam subyek Anda selama 10-20 detik, stop dan ambil gambar yang lain.
  5. Panning & Tilting

    Panning (mengambil gambar bergerak secara horizontal) dan Tilting (mengambil gambar bergerak secara vertikal) sebaiknya digunakan secukupnya saja bila ingin mendapatkan gambar dasar dengan berpindah posisi gambar, atau bila kita sudah berpengalaman sebagai operator film. Bila kita memutuskan untuk melakukan panning, gerakkanlah kamera sehalus yang kita bisa dan jangan mendadak. Ingat selalu aturan10 detik untuk setiap gambar diam/statis pada awal dan juga pada akhir pengambilan gambar panning. Selalu lebih baik mengambil banyak gambar statis, dan ingat juga bahwa nantinya gambar yang kita ambil akan diedit kembali oleh editor. Penggunaan panning sebaiknya jangan terlalu lama (antara 3 sampai 5 detik).
  6. Fokus, Exposure and White Balance (keseimbangan warna) .

    Periksa selalu fokus dan exposure. Bila menggunakan zoom jauh dan dekat fokuskan selalu pada jarak ideal ke objek yang kita inginkan untuk direkam dan ketika kita melakukan zoom jauh semuanya terlihat fokus - bila kita melakukan zoom pada objek terdekat terlebih dahulu lalu kita zoom pada objek lain di kejauhan (contohnya hewan di kejauhan) maka akan membuat gambar sama sekali tidak fokus. Adanya perbedaan antara objek yang samar dan objek utama yang jelas adalah sangat penting. Bahkan objek yang hanya sedikit tidak fokus akan membuat film menjadi tidak berguna. Periksa selalu exposure dan cobalah merekam pada objek yang sama dengan cara manual dan otomatis untuk memastikan kita mendapatkan gambar terbaik yang kita inginkan. Bila kita sudah memiliki banyak pengalaman, hal ini menjadi tidak perlu lagi untuk dilakukan .
  7. Tanggal dan Waktu.

    Jangan pernah memasang tanda tanggal dan waktu pada layar film yang terekam, ini akan membuat film sama sekali tidak dapat digunakan . Penulisan tanggal dan waktu pada layar film tidak membuktikan bahwa film ini diambil pada saat yang tertulis dilayar, karena bisa saja yang tertulis tanggal 5 November 1950 tidak menjamin pengambilan film tersebut pada tahun 1950, bisa saja setiap orang merubah tanggal dan waktu tersebut. Namun, sebaiknya kita selalu merekam suara kita pada awal pengambilan gambar yang menjelaskan kapan gambar tersebut direkam, lokasi dan negara dimana kita merekam gambar- cara inilah yang dapat merekam secara permanen informasi waktu dan tempat pengambilan film. Hal ini sangatlah penting dan seringkali terlupa, dan bila kita lupa apa dan dimana persisnya sebuah gambar diambil, celakalah kita. Bila kita memiliki GPS untuk menunjukkan lokasi kita berada, selalu rekam dengan film pembacaannya dan juga rekam latar belakangnya. Tidak seperti tanda tanggal dan waktu, hal ini dapat memberikan bukti.
  8. Cutaways (gambar pengisi).

    Bila kita merekam sebuah obyek, kegiatan ataupun wawancara kita perlu selalu mengambil gambar yang lain. Sebagai contoh, bila kita merekam sebuah wawancara kita perlu untuk merekam juga kantor orang yang kita wawancarai atau sesuatu yang lain untuk memberikan penjelasan tambahan bagi film wawancara kita. Kita lihat contoh lain, bila kita membuat film tentang orang utan, jangan lupa untuk merekam hutan dimana mereka tinggal dan kebakaran hutan yang merusakan habitatnya. Ini akan membuat sebuah film lebih informatif.

Beberapa angle berikut ini mungkin dapat menginspirasi Anda
  • Dutch angle, pengambilan gambar miring. Biasanya digunakan untuk menggambarkan ketidakstabilan emosi.
  • Worm angle / mata cacing, kamera persis diletakkan di atas tanah
  • Crazy angle, kamera bergerak tidak beraturan
  • Change focus, mengubah fokus dari satu obyek ke obyek lain dalam satu frame.
  • Circle / circular track, kamera mengitari obyek
  • Side shot, kamera merekam dari samping dan mengikuti obyek yang berjalan.
  • Extreme top shot, kamera mengambil tepat diatas obyek (900).
  • High angle, pengambilan gambar dari atas obyek.
  • Eye level, pengambailan gambar sejajar dengan mata.
  • Low angle, pengambilan gambar dari bawah obyek.

Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
  • Bird Eye View
    Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
  • High Angle
    Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
  • Low Angle
    Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
  • Eye Level
    Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
  • Frog Eye
    Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:
  • Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
  • Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
  • Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru
  • Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.
  • Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
  • Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.
  • Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.
  • Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
  • Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
  • Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
  • One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.
  • Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.
  • Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.
  • Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.
Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut:
  • Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
  • Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.
  • Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk.
  • Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.
  • Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
  • Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.
  • Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.
  • Framing : objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai.
Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.
  • Objek bergerak sejajar dengan kamera.
  • Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.
  • Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.
Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.
  • Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
  • Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
  • Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
  • Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
  • Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
  • Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
  • The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
  • Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
  • Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
  • Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
  • Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
  • Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
  • Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
Selengkapnya... »»  

Jumat, 06 Januari 2012

MEGA PIXEL KAMERA


Pada permulaan era kamera digital, segalanya diukur berdasarkan jumlah megapixel. Kualitas gambar yang dihasilkan kamera 2 megapixel pas ti lebih baik daripada kamera 1 mega pixel. Bila Anda menginginkan kamera dengan kualitas yang terbaik saat itu, pilihlah kamera dengan jumlah megapixel tertinggi.

Metode menentukan kualitas kamera digital seperti di atas telah tertanam dalam benak pengguna, dan celakanya dipertahankan oleh produsen kamera.

Celaka? Ya, sebab jumlah megapixel memang sangat menentukan kualitas gambar yang dihasilkan kamera pada era tersebut (ketika baru ada kamera 1, 2, dan 3 megapixel). Dewasa ini, sebagian besar kamera yang ada di pasaran memiliki resolusi minimal 5 megapixel.

Jumlah megapixel memang terus meningkat, namun kontribusinya ter hadap kualitas gambar sesungguhnya semakin menurun.



Resolusi

Resolusi kamera digital yakni se-berapa banyak informasi dan detail yang dapat ditangkap diukur dengan satuan megapixel. Satu megapixel terdiri dari 2^20 atau setara dengan 1.048.576 pixel. Dari mana asal angka ini? Semua sistem digital didasarkan pada bilangan biner yang hanya mengenal 2 angka (yakni 0 dan 1), bukan bilangan berbasis sepuluh seperti yang kita gunakan sehari-hari.

Dalam pencitraan digital, satu pixel (picture element) adalah unit terkecil dari sebuah gambar. Pixel juga digunakan untuk mengekspresikan resolusi layar digital, dan halaman yang dicetak dengan printer digital.

Anda bisa membayangkan pixel adalah kelompok titik-titik berwarna yang bergabung untuk membentuk sebuah gambar pada kamera digital, layar monitor atau pada halaman cetak. Sebuah kamera digital menang kap gambar dengan sensor, dan men-catatnya pada media penyim panan internal (biasanya media card). Gam-bar tersebut pada dasarnya terdiri dari pixel-pixel digital. Pixel-pixel tersebut tersusun dalam sebuah rangkaian jalur (grid), yang dihitung secara horisontal (sumbu x), dan vertikal (sumbu y).

Karena sebuah gambar memiliki lebar yang lebih panjang daripada tinggi, maka jumlah pixel horizontal lebih banyak daripada pixel vertikal. Sebagai contoh, sebuah gambar bere-solusi 3 megapixel terdiri dari 2.048 x 1.536 pixel. Jadi, ada dua cara untuk merepresentasikan resolusi se-buah gambar. Anda bisa menyebut jumlah pixel yang dimilikinya pada sumbu x dan y (2.048 x 1.536 pixel), atau jumlah keseluruhan pixel yang ada (3 megapixel).

Semakin tinggi jumlah megapixel yang dimiliki sebuah kamera, semakin banyak jumlah informasi yang mampu direkamnya. Secara teori, fakta ini menunjukkan bahwa kamera dengan jumlah megapixel yang lebih tinggi, pastilah menghasilkan kualitas gambar yang lebih bagus.

Padahal kenyataannya tidak selalu demikian. Masih ada beberapa faktor lain yang menentukan tinggi-rendahnya kualitas gambar yang dihasilkan sebuah kamera digital yang selama ini mungkin terabaikan, yakni: sensor dan lensa.

Sensor dan Lensa

Sebagaimana yang dinyatakan di atas, Anda mungkin berpikir bahwa semakin tinggi jumlah megapixel yang dimiliki sebuah kamera, semakin tinggi pula kualitas gambar yang di hasilkannya. Pernyataan tersebut bisa jadi benar, bila saja sensor dan lensa tidak mempengaruhi kualitas gam bar yang dihasilkan kamera digital.
Seluruh megapixel harus masuk ke dalam sensor kamera.

Kamera SLR (Single Lens Refl ex) high-end pada umumnya memiliki sensor yang lebih besar ketimbang yang tertanam di dalam kamera pocket digital. Karena produsen tahu persis bahwa kebanyakan pengguna membeli ka mera digital berdasarkan jumlah megapixel, mereka terus-menerus menaikkan angka megapixel agar produk mereka dilirik oleh calon pembeli.

Padahal, bila sensor yang ada di dalam kamera terlalu kecil, pixel pun harus mengecil agar dapat masuk ke dalam sensor. Pixel yang kecil menurunkan jumlah cahaya yang dapat disimpan di dalamnya, dan menghasilkan lebih banyak noise (bintik-bintik warna yang seharusnya tidak terdapat pada gambar). Alih-alih menghasilkan kualitas gambar yang lebih bagus, megapixel yang tinggi pada sensor yang kecil justru menurunkan kualitas gambar.

Meski megapixel itu penting, kita tidak boleh melupakan elemen lain yang terdapat dalam sebuah kamera digital, yang ikut menentukan kualitas gambar. Ukuran dan kualitas sensor, serta kualitas lensa sangat mempengaruhi kualitas gambar yang dihasilkan.

Sebuah kamera 8 megapixel dengan ukuran sensor yang lebih besar dan lensa yang bagus akan menghasilkan gambar yang lebih baik, daripada kamera 8 megapixel dengan sensor yang kecil dan lensa ala kadarnya.Jadi, jangan pernah menilai kualitas sebuah kamera digital hanya dari jumlah megapixel yang dimilikinya. Anda juga harus memperhatikan sensor, lensa, kualitas hardware lainnya, interface, dan kontrol yang tertanam di sebuah kamera. 
Selengkapnya... »»  

Rabu, 04 Januari 2012

Pengertian PAKEM

PAKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan.
Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

Selengkapnya... »»